Dosa Yang Tak Disadari!
Kalau misal anda menyengaja, bikin ulah di jalanan. Anda nyetir mobil lambaaat banget misalnya. Anda memang memiliki niat mengganggu pengendara lain. Padahal anda sebenarnya, sudah sangat mahir nyetir mobil. Tapi di bagian depan dan belakang mobil anda, anda pasang tulisan, MOHON MAAF, SEDANG BELAJAR NYETIR
Yang terbaca jelas, oleh pengendara lainnya!
Saya yakin, orang akan mudah memaklumi anda. Mereka lebih bisa mengendalikan diri, dan tidak meng-agresi anda.Padahal, anda berniat memang bikin ulah. Iya kan? Ini permisalan pertama. Permisalan kedua, adalah kebalikannya.
Misal, anda memang baru belajar nyetir. Di jalanan, kelakuan anda menyulitkan pengendara lainnya. Cuman di mobil anda, tidak anda tulisi, bahwa anda sedang belajar nyetir. Kemungkinan besar, orang lebih sulit memaklumi kelakuan anda. Anda bisa dimaki-maki pengendara lain. Padahal, anda tidak berniat buruk sama sekali.
Di sini, kita bisa melihat apa?
Bahwa manusia kesulitan menjangkau niat, di balik perilaku orang lain. Orang cenderung melakukan penilaian, atas dasar apa yang dia terima dengan inderanya. Inilah sebab, manusia sangat sulit menjadi hakim yang adil.
Karena ketidakmampuannya menjangkau niat. Kalaupun anda bisa menjangkau niat, anda akan dituduh sebagai paranormal.
Aplikasi di facebook ini misalnya gimana? Kebanyakan dari kita, ya hanya mampu membaca status dan komentar seseorang. Sering tidak tahu secara akurat, apa niat di balik apa yang dia tulis. Dan kita menghakimi, apa yang dari kita baca saja. Persoalan peliknya adalah, manusia yang tahu persis apa niat di balik perilakunya, ya hanya manusia itu sendiri. Dan selain manusia tersebut, ya yang tahu niat adalah Yang Maha Tahu.
Dengan keterbatasan kita menjangkau niat ini, jelas bahwa, penilaian kita sering sekali mendekati ketidakakuratan. Iya kan?
Jadi, sampai kapan kita mau menghujat orang, hanya berdasarkan apa yang kita terima dari panca indera kita?
Sampai kapan kita hobbi menghujat orang lain, padahal kita sama sekali tidak mampu, mengetahui niat sesungguhnya di balik perilaku mereka?
Bukankah anda juga tidak memahami, apa niat saya memposting tulisan ini kan?
Ini contoh paling nyata dan paling sederhana. Jadi, memang paling bijaksana itu, menyerahkan kepada sistem kehidupan. Karena sistem kehidupan, tidak mampu dibohongi. Pengadilan semesta, memberikan penilaian dengan adil. Karena Yang Maha Tahu, bahkan tahu, apa yang akan anda niatkan, bahkan sebelum anda berniat .
So ... !!!
Sudah saatnya, kita menggeser penilaian kita, dari yang sekedar berdasar pada apa yang kita baca, kita dengar, kita lihat. Menuju ke berdasarkan, menyelami apa sesungguhnya yang dimaksud, di balik perilaku orang lain. Kebanyakan dosa manusia, adalah membangun prasangka-prasangka, tanpa memiliki kemampuan menjangkau niat, yang ada di dalam hati orang lain.